100 Hari Lebih Sekian, Serapan APBD Humbahas “ Hebat” Masih 20 Persen
Humbahas,Mimbar
Cukup membingungkan apa sebenarnya
yang menjadi factor rendah daya serap APBD Humbang Hasundutan di TA – 2016 ini
. Kondisi ini justru sedikit berbeda dibanding tahun lalu dengan selisih
1,70%. Sesuai peritungan sementara,
memasuki bulan ke 8 daya serap APBD masih berada di angka 20 % dari total
jumlah APBD yakni Rp. 918 Milyar. Adapun realisasi serapan anggaran senilai 20
% atau Rp. 198 Milyar dari jumlah aggaran yang dimiliki meliputi, belanja
pegawai, belanja barang, belanja peralatan dan mesin serta belanja pengadaan
mobil dinas di Sekterariat dan beberapa SKPD. Minim nya daya serap anggaran ini
dipengaruhi oleh belanja modal yang ada di masing-masing SKPD belum berjalan
sepenuhnya. Apa yang menjadi kendala terhadap lemahnya serapan anggaran
disejumlah SKPD tentunya ada pertimbangan dan alasan tersendiri di
masing-masing SKPD ini. Demikian dikemukakan Kepala Bidang (Kabid) Penatausahaan Keuangan Batara Franz Siregar kepada
Mimbar Rabu,(3/8) via Selular.
Walau demikian, Batara yang merupahkan jebolan
Universitas Sumatera Utara ini (USU) mengaku
bahwa lonjakan peningkatan daya serap anggaran diprediksi terjadi pada
triwulan III dan IV.
Menanggapi hal ini, Erikson Simbolon seorang Pemerhati kepada
awak media menilai bahwa management
birokrasi yang tengah berjalan dibawah pemerintahan yang baru ini agak
nya sedikit “ molor “ bila dibandingkan dengan masa Pemerintahan Hutamas. Dirinya
menilai, seyogiyanya memasuki bulan kedelapan tahun 2016 dimasa pemerintahan
yang bervisi/misi Humbahas Hebat serta bermotto, kerja, kerja, kerja ini telah mampu
menunjukan langkah kongkret atas percepatan pembangunan di Kabupaten Humbang
Hasundutan. Sebagai mana hal tersebut
merupakan komitmen pemerintah pusat yang dinyatakan oleh Bapak Presiden Jokowi.
Tidak seperti yang terjadi saat ini, minim nya daya serap anggaran menunjukan
lambatnya proses pembangunan.
“ Seperti yang diketahui serapan
APBD TA 2016 masih berada di level 20%. Hal ini menunjukan lambatnya proses
pelaksanaan pembangunan di tahun pertama perintahan ini. Beda dengan
pemerintahan terdahulu. Tentunya keaadaan ini bertolak belakang dengan prinsip
kerja yang ditekankan oleh Pemerintah pusat, sebagaimana disampaikan presiden
Jokowi yaitu percepatan pembangunan “ tukasnya.
Selain itu, iklim transisi atau
pergantian jabatan juga menjadi factor yang mempengaruhi semangat kinerja para
Aparatur Sipil Negara (ASN). Ditambah lagi banyaknya keterlibatan pihak-pihak
lain diluar pemerintah yang kerab nimbrung dalam mekanisme birokrasi. Harusnya kepala
daerah peka terhadap hal ini. Dan mencari upaya dalam mencapai percepatan
pembangunan ditahun pertama pemerintahannya agar nyata dilihat masyarakat.
Tidak serta merta larut dalam penyusunan strategi birokrasi yang Ia (Kepala
daerah – red) pimpin guna mencapai Visi/misi kedepan “ tambahnya.
Senada juga disampaikan Ketua
Lembaga Pengamat Pelayanan Kemasyarakatan Sumut Marlan Pasaribu. Dikatakannya,
“ laju pembangunan di satu daerah merupakan tanggung jawab utama kepala
daerahnya. Sebab pluit pertanda dimulai nya laju pembangunan tersebut ditiup
oleh pemegang tampuk kekuasaan yang memposisikan diri sebagai pengambil
keputusan dalam memanagerial pemerintahan.
Sebagai penyelenggara pemerintahan
yang baru di kabupaten Humbang Hasundutan. Sepatutnya konsep dan strategi awal pembangunan
sudah dimiliki sebelumnya. Hal dimaksud sejalan dalam penyusunan Visi/misi
kepala daerah yang bersangkutan saat Pilkada. itulah yang menjadi langkah awal dalam
mencapai Visi/misi tersebut ketika tongkat kepemimpinan berhasil didapatkan. Dengan
demikian kredibilitas dan komitment kepala daerah dalam meningkatkan percepatan
pembangunan di Kabupaten Humbang Hasundutan menunjukan sebuah jaminan kepada
masyarakat “ tandasnya.
Lebih lanjut, Marlan berharap
kiranya duet kepemimpinan antara Bupati dan Wakil Bupati pada Pemerintahan
sekarang ini benar-benar memberi kepastian terwujudnya Humbang Hasundutan “ Hebat” dalam
konteks yang terukur. Akan tetapi bukan hanya sekedar kiasan dalam komunikasi
politik yang cenderung mengedepankan “ majas hiperbola” “tukasnya mengakhiri.
(Fir)
Foto : Kepala Bidang penatausahaan
keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) Kabupten Humbang
Hasundutan.
Komentar
Posting Komentar