Dugaan “Pemangkasan” Dana Rehabiltasi RTLH Semakin “ Mengangak”
Humbahas, Mimbar
Dugaan mark up bahan material pada kegiatan
rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) semakin terkuak, pasalnya beberapa
warga pemanfaat semakin antusias memberikan informasi seputar RTLH yang
bersumber dari APBN 2017 itu. “Sebenarnya pada awal kegiatan kami sudah curiga
adanya indikasi permainan dalam kegiatan ini. Karena dalam Rencana Anggaran
Belanja (RAB) yang diberikan oleh dinas terkait tidak mencantumkan satuan harga
bahan material yang akan digunakan,” kata sumber, yang warga parlilitan dan
namanya enggan disebut Sabtu (5/3/2018) kemarin.
Warga tadi juga menuding dinas terkait tidak
transparan terhadap harga material. “Kami berpikir akan menerima bahan yang dikirim
oleh panglong seharga Rp 15 Juta untuk setiap penerima. Tetapi kenyataannya,
mungkin bahan yang kami terima ini hanya setenga dari harga tadi. Asumsinya,
pesanan pada panglong sudah kami perhitungkan senilai Rp 15 Juta tadi, terakhir
ketika berhitung dengan panglong yang ada kami jadi nombok,” kesalnya.
Dia juga memastikan bahwa harga bahan material
yang diterima jauh dari nilai bantuan yang diberikan. “Sebenarnya, dari awal
kecurigaan itu sudah ada. Kami hitung-hitung, bahan yang kami pesan dengan harga
sebenarnya, bisa kami pastikan nominalnya tidak sampai Rp 10 juta,” ujar warga
lainnya yang juga penerima bantuan di Parlilitan.
Katanya lagi, sejak dari awal Dia bersama
temannya sesama penerima bantuan mengaku bingung, dikarenakan mulai dari
pembukaan rekening sampai pencairan dana yang dilakukan 2 tahap, mereka tidak
pernah melihat dana tadi sepeser pun. “Kami hanya dimintai tandatangan.
Petugasnya menyebut bahwa uangnya langsung diberikan kepada toko yang
ditunjuk,” imbuhnya.
Yang lebih mencengangkan dan membuatnya semakin
curiga, dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) dicantumkan ukuran semen 50
kilogram, tetapi yang diterima ukuran 40 kilogram. Namun pada saat perhitungan
dengan panglong, harga semen yang dikenakan justru harga 50 kg, yakni Rp 75 ribu
per zak. “Harga semen 40 kg sampai ke tempat saya hanya Rp 65 ribu, kalau pesan
banyak justru lebih murah. Bisa turun sampai Rp 62 ribu. Itu hanya salah satu
contoh. Belum lagi bahan-bahan yang lain,” ketusnya.
Bahan lainnya seperti batu bata, kata dia,
harga batu bata sampai dikampung itu hanya Rp 600 per buah Dalam perhitungan
dikenakan Rp 800 per buah. “Begitu juga dengan bahan-bahan lainnya. Namun
demikian, yang namanya bantuan ya, kita pasrah saja,” ungkapnya dengan ekspresi
kesal.
Dikatakan, dia bersama 8 warga lain yang turut
menerima bantuan tersebut sudah mempertanyakan hal itu kepada pihak panglong.
Namun pihak panglong memberikan alasan hanya mengikuti petunjuk dari pihak
dinas terkait. “Seperti itunya semua ito,” katanya menirukan jawaban sang
pemilik toko.
Dia juga merinci bahwa bentuk bantuan yang dia
terima, yakni semen 17 sak, batu bata 3800, seng ukuran 7 kaki 40 lembar,
closed 1 buah, pipa 5 inc 2 buah, kosen pintu 2 pcs, kosen jendela 2 pcs, kayu
2 meter kubik, pintu pvc ukuran 70 cm 1 buah. “Coba bapak hitung dengan harga
ril, nominalnya paling-paling Rp 8 atau 9 Jutaan. Ada beberapa warga penerima
bantuan itu di kampung saya. Semua mengalami hal yang sama,” kesalnya.
Sebelumnya, Kadis Perkim, Ir Rocky Feller
Simamora, melalui Sekdis Jamarlin Siregar didamping Candro Purba Kasie
Pembangunan dan Pemeliharaan sekaligus Pimpro RTLH saat
dikonfirmasi, Jumat (2/3/2018) pecan lalu merasa terusik dengan kecurigaan
masyarakat penerima bantuan RTLH tersebut. "Siapa masyarakatnya. Rencana
Anggaran Biaya (RAB) yang buat masyarakat dengan pendampingan fasilitator,
Perumkim hanya sebagai verifikator dan inisiator. Jelas, harga RAB setiap
lokasi dan kecamatan pasti berbeda," kilahnya.
Candro menguraikan, perbedan harga dipengaruhi
oleh jarak antara penyedia material (panglong-red) ke lokasi
RTLH yang sebelumnya sudah melalui survey. Bahkan, sebelum kegiatan
dilakukan, didahului dengan sosialisasi untuk mendapatkan kesepakatan.
"Belum lagi, panglong akan menerima pembayaran ketika pihak Bank Tabungan
Negara (BTN) sebagai penyalur menyatakan administrasi lengkap barulah BTN
melakukan transfer ke panglong, dengan cara Debet Note (DN) dari rekening
penerima RTLH. Jadi, disini panglong yang mendahulukan pendanaannya,"
tukasnya dengan kesan membela penyedia material (panglong).
Pada program RTLH, pemanfaat menyiapkan rekening
namun tidak berhak mencairkan. Sementara, rumah yang akan direhab harus
disurvey terlebih dahulu guna memastikan layak tidaknya barulah di inventarisir
untuk kebutuhan suply material. Item bahan yang digunakan terkonsentrasi pada
atap, lantai dan dinding (aladin). "Proses ini dilakukan oleh pendamping
selama tahapan kegiatan berlangsung," ujar Condro.
Ditanya terkait RTLH dilahan baru sehingga
menganulir makna dan objektivitas rehabilitasi rumah, awalnya Candro memastikan
tidak bisa. Namun, Dia beralasan bahwa target pemerintah adalah adanya hunian
yang layak bagi masyarakat, sehingga rehabilitasi RTLH dilahan baru
dimungkinka. Namun bangunan rumah lama tidak bisa dirobohkan.
Dijelaskannya, pada Tahun 2017 ada 366 unit RTLH
pada 3 Kecamatan yakni, Dolok Sanggul, Lintong Nihuta dan Parlilitan. Tiap
kecamatan di cover oleh 2 panglong untuk mensuply material di 2 Desa. Sementara
untuk TA 2018, rehabilitasi RTLH yang bersumber dari APBD sebanyak 68 unit dan
APBN sebanyak 240 unit. (Tani Ringo)
Komentar
Posting Komentar