Populasi Ikan Pora-pora Menurun Drastis Dari Perairan Danau Toba
Humbahas, MimbarMeningkatnya minat pasar terhadap
ikan pora-pora, menimbulkan dampak positif yang nyata dirasakan masyarakat
nelayan di sekitar perairan Danau Toba. Pasalnya, ikan pora-pora yang dulunya tidak begitu
dikenal dan digandrungi para konsumen, kina mulai digemari dan dicari-cari oleh
para pedagang ikan, mulai pedagang local hingga pedagang luar daerah. Karena
bertambahnya peminat akan kebutuhan ikan pora-pora. Namun, seiring dengan banyaknya permintaan,
hal yang unik terjadi pada penurunan populasi ikan di perairan Danau Toba.
Hal ini
dikeluhkan oleh sejumlah nelayan di salah satu perairan Danau Toba yakni Warga
Desa Marbun, Kecamatan Bhaktiraja – Kabupaten Humbang Hasundutan. Salah seorang
Nelayan Jonson Barjarnahor (52) kepada Wartawan, Minggu(30/3) pecan lalu
mengakui penurunan populasi ikan Pora-pora yang secara tiba-tiba. Padahal sebelum
meningkatnya minat konsumen , diakuinya bahwa populasi ikan ini sulit habis,
karena proses perkembangbiakan ikan tersebut cukup cepat dan pesat jumlahnya.
Sehingga cukup menutupi kebutuhan masyarakat. Fit back nya, pertumbuhan ekonomi
masyarakat nelayan di kecamatan Bhaktiraja itu sedikit meningkat.
“ saya
merasakan, bahwa dengan meningkatnya permintaan konsumen akan ikan pora-pora,
,memberi dampak positif bagi kami masyarakat Nelayan. Sebab, nilai jual ikan
pora-pora saat ini mampu menutupi kebutuhan ekonomi nelayan. Tidak seperti
sebelumnya, ikan ini memiliki populasi yang sangat tinggi namun tidak memiliki
nilai jual yang sebanding dimasa itu. Namun ketika mulai digemari para konsumen
serta meningkat nilai jualnya, malah tiba-tiba menurun drastis dari peredaran “
ujarnya.
Lebih
lanjut, Jonson mengatakan dirinya berharap agar pemerintah Kabupaten Humbang
Hasundutan (Humbahas), Melalui Dinas Peternakan dan Perikanan bisa memberikan
perhatian terhadap persoalan tersebut.
Kepala Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Ir. Kaminton
Hutasoit melalui Kepala Seksi Perikanan, Rudi Simamora minggu, (30/3) pecan
lalu berkata” penurunan populasi ikan Pora-pora yang sangat drastis di perarian
Danau Toba ini dikarenakan masyarakat Nelayan itu sendiri. Sebab Masyarakat
menangkapkan ikan tersebut tidak melalui
cara yang disarankan Pemerintah, dimana
hal demikian merupahkan factor terbesar penyebab kepunahan ikan pora-pora
tersebut, seperti penggunan jaring ikan dibawah 1 inch, yang mengakibatkan ikut
terjeratnya ikan-ikan kecil dan pejaringan yang dilakukan nelayan dilokasi
terlarang yakni Muara sungai. Dikatakan, muara sungai sebagai lokasi terlarang
karena di lokasi tersebut ikan-ikan ini melakukan proses perkembangbiakan
“terangya.
Selain itu,
sejumlah nelayan ini juga tak jarang menggunakan cara sengat listrik untuk mengambil
ikan di sejumlah areal perairan danau toba. Akibatnya ikan-ikan kecil, yang
merupahkan bibit baru mengalami kematian karena sengatan listrik. Hal demikian
tentunya sangat menghambat populasi ikan pora-pora itu sendiri. Sementara, kami
dari pihak pemerintah sudah sangat jenuh memberikan pemahaman kepada para
Nelayan. bahkan hal itu, sering dikemukakan kepada masyarakat, namun sepertinya masyarakat
kita sendiri kurang mengerti. Menurut Rudi, ada baiknya dibentuk sebuah
peraturan yang mengatur masalah penangkapan ikan di sekitar perairan danau toba.
Ini dilakukan sebagai upaya pelestarian ekosistem mahluk hidup di Danau Toba “katanya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati
Humbang Hasundutan, Drs. Maddin Sihombing,Msi Melalui Kepala Bagian Humas,
Osborn Siahaan, BA kepada wartawan Jumat,(28/3) pecan lalu di ruangannya
menegaskan bahwa pemerintah melalui Dinas Perikanan pihaknya akan melakukan
riset tentang perikanan khususnya Ikan pora-pora apa penyebab penurunan
spesifiknya dan bagaimana meningkatkan populasinya lebih meningkat lagi”
tandasnya. (Fir)
Komentar
Posting Komentar