Warga Desa Tambunan Lumban Pea Tolak Pembangunan “Waduk Tinja”
Tobasa,Mimbar
Penduduk desa Tambunan
Lumban pea, kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) mengaku bingung
dan terkejut tentang akan dibagun nya Instalasi Pengolahan Limbah tinja di kawasan
yang hampir berdekatan dengan pemukiman warga. Ironisnya, “Septiteng” raksasa
ini dibangun dilokasi bibir pantai danau toba.
Yang lebih dasyat, rencana pembangunan instalasi
pengolahan limbah tinja ini tanpa melakukan sosialisasi kepada masyarakat
setempat. Sehingga warga spontan kaget melihat para buruh bangunan yang
diperkejakan perusahaan jasa konstuksi yang menjadi mitra kerja pemerintah
mendatangi lokasi bibir pantai dan melakukan aktifitas pembangunan. Setelah
mengetahui objek yang akan dibangun, sentak darah para warga tersebut mendidih
dan langsung mengusir para pekerja keluar meninggalkan lokasi.
Simon Tambunan (47) seorang warga yang paling keras
menolak rencana pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) limbah tinja saat
ditemui awak media Jumat,(15/9/2017) mengatakan dirinya akan menempuh cara apa
pun untuk mencegah pembangunan tersebut. Sebab menurutnya, lokasi atau areal
pemukiman mereka tidak pantas dijadikan lokasi pembangunan TPA limba tinja.
Apalagi, pemerintah pada kenyataan ini telah mengganggab rendah masyarakat,
dikarenakan tidak adanya pemberitahuan dan persetujuan dari warga setempat.
“ si Rojan nya pemerintah kita ini terkadang. Selalu
saja, kita masyarakat kecil ini yang menjadi korban kepentingan. Bisa-bisanya
kampung kami mau dijadikan “gudang penampungan taik “ se-tobasa. Yang lebih
gila, lokasi pembangunannya dipinggir danau toba pula, dan tanpa pemberitahuan
dan persetujuan masyarakat. Kami terkejut, tiba-tiba datang puluhan pekerja
bangunan dan langsung mematok areal. Begitu saya, tanya mau bangun TPA limbah
kotoran manusia, segera saya dan beberapa warga lainnya mengusir mereka.
Untungnya pekerja ini tidak melawan, sebab kalau melawan kepala mereka pasti
sudah pecah,“ tukas penggiat lokasi wisata “ Tano Kanaan” itu.
Yang jelas, kami para masyarakat menolak pembangunan itu.
Kami sudah terlalu sering dipermainkan. Selama ini kita selalu mendukung
program – program pembangunan pemerintah dengan memberikan pelepasan lahan
tanpa ganti rugi, seperti lokasi Balai Benih Ikan yang luasnya puluhan hektar
dan lokasi terminal. Namun dampak pembangunan tersebut sama sekali tidak
memberikan konvensasi apa-apa kepada masyarakat hingga sekarang. Bahkan objek
pembangunan tersebut pada situasi saat ini justru mubazir tanpa tindak lanjut.
Jika pemerintah serius ingin membangun, baik nya yang
dibangun yang benar-benar berdampak baik kepada masyarakat, khusus nya warga
sekitar. Bukan malah mendirikan lokasi limbah ditengah-tengah masyarakat yang
nantinya justru berdampak pada kesehatan masyarakat dan mempengaruhi system
pengembangan destinasi pariwisata danau toba” ujarnya.
Salah seorang warga lain, Salmon Tambunan kepada media
juga mengaku bahwa persoalan penolakan pembangunan instalasi pengolahan limba
tinja tersebut telah dibahas di kantor balai desa, dengan menghadirkan pihak
Pemda Tobasa yaitu, Dinas Perkim Tobasa, kosultan pelaksana dan kepala Desa.
Menurut Salmon, keanehan timbul ketika pihak Dinas Perkim
Tobasa melalui Kepala Bidang Sanitasi Untung Sirait dalam pertemuan di kantor balai
desa mengatakan bahwa Pihaknya tidak mengetahui adanya rencana pembangunan
tersebut. Bahkan disebut-sebut terdapat berita acara persetujuan masyarakat
atas pembangunan dimaksud. Sementara para warga sama sekali mengaku tidak
pernah ada terlibat bahkan menanda tangani berita acar persetujuan dimaksud.
Maka dari itu, Salmon menduga telah terjadinya rekayasa atau pemalsuan dalam
mekanisme pelaksanaan pembangunan TPA limba tinja ini.
Kepala desa Tambunan Lumban Pea, Bintang tambunan yang
juga hadir dalam pertemuan pembahasan penolakan pembangunan Instalasi pengolaan
limba tinja ini juga mengaku tidak mengetahui rencana pembangunan
tersebut,”beber salmon.
Sayang nya kepala Dinas Perkim, Darlin Sagala yang
dimintai kesediaannya memberikan penjelasan atas persoalan tersebut oleh awak
media belum berkenan memberikan keterangan. (Fir)
foto : Lokasi yang menjadi tempat pembangunan TPA limba Tinja.
Komentar
Posting Komentar