Bantuan “ Ternak Siluman “ Nyasar Ke Humbahas
Humbahas,Mimbar
Sungguh aneh, 2
(dua) Lembaga Pemerintahan yang mengurusi kelompok Tani, Peternakan dan
Perikanan di kabupaten Humbang Hasundutan tidak pernah mengetahui secara detail
masuk nya bantuan ternak berupa 10 ekor sapi atau lembu lengkap dengan fasilitas
seperti, bangunan tempat pakan rumput, kandang, mesin pemotong rumput dan
sepeda motor grobak (Viar). Bantuan – bantuan tersebut dialokasikan kepada
kelompok tani Nauli yang berada Desa Mungkur
Kecamatan Tarabintang. Demikian hal ini di kemukakan Minter Hulman Tumanggor
anggota DPRD Fraksi PDI-P kepada Mimbar Rabu,(25/5) usai melakukan
kunjungan ke Desa yang bersangkutan guna menelusuri asal usul bantuan yang
masuk ke daerah pemilihannya beberapa waktu lalu.
Minter menegaskan bahwa penelusuran tersebut Ia lakukan
berdasarkan keluhan warganya yang menyebutkan kepemilikan bantuan ternak
dimaksud sifatnya personal dan bukan atas nama kelompok. Sesuai hasil
investigasi yang dilakukannya pada Jumat,(13/5/2016) dua pecan lalu, diperoleh
info bahwa bantuan ternak berupa 10 ekor sapi beserta fasilitasnya berasal dari
APBN Kementerian Pertanian yang diserahkan melalui Dinas Pertanian Kabupaten
Humbang Hasundutan untuk diteruskan kepada kelompok penerima. Penyerahan
bantuan ini dilakukan pada 31 Desember 2015 malam hari. Tentu hal ini menurut
Minter sangat menimbulkan kecurigaan, dimana selain penyerahannya malam hari, di
informasikan 5 dari 10 ekor lembu yang diserahkan kepada warga mendadak mati
selang dua hari serah terima.
Kejanggalan lain, jelas Milter lagi,
pemberian lembu ini yang tujuannya itu untuk pengembangan dan pembuatan pupuk
organic, namun malah terkesan ditutup-tutupin. Pasalnya, sebanyak lima ekor
lembu yang sudah mati tadi, malah diganti dengan lembu milik orang lain, yang
diambil dari lokasi peternakan lembu milik seorang warga di Kecamatan Pakkat.
Bisa jadi pengambilan 5 ekor lembu dari lokasi peternakan itu bertujuan untuk
pembuatan photo visual guna melengkapi document pertanggungjawaban atas realisasi
bantuan ternak tersebut. Sebab, amatan
terbaru terhadap kondisi lembu yang berada dalam kandang kembali berkurang,
tepatnya tersisa 6 ekor. Melihat kedaan tersebut, Mantan kepala desa ini
memastikan bahwa masyarakat telah dirugikan. Karena tidak menutup kemungkinan 5
ekor lembu ditambah 1 ekor lagi yang tiba-tiba muncul terprediksi tidak sehat,
serta dikawatirkan menyusul lima ekor lembu yang sebelumnya mati lebih dulu.
Sesuai data yang dihimpun, Minter
merinci bahwa anggaran yang diplot untuk bantuan tersebut yaitu, 95 juta untuk
pembelian 10 ekor sapi, 64 juta untuk pembangunan tempat penyimpanan rumput, 9
juta untuk pembuatan kandang, 25 juta pembelian kenderaan bermotor Grobak jenis
Viar, dan 18 juta untuk pembelian mesin pemotong rumput.
David Mahulae, sekretaris Fraksi
Golkar yang hadir dalam wawancara itu mengatakan bahwa menurut
sepengetahuannya, kegiatan pengadaan ternak sebagaimana yang disebutkan tidak
pernah ada dalam rapat pembahasan anggaran yang mereka lakukan. Sehingga,
menurut Dosen Unita ini, hal tersebut harus ditelisik secara ekstra guna
memperoleh kejelasan terkait asal usul bantuan dan lembaga yang bertanggung
jawab terhadap itu.
Terpisah, Kepala Desa Mungkur, Sumban
Mungkur didampingi Ketua Kelompok Tani Nauli, Singkat Mungkur kepada awak media
membenarkan persoalan tersebut. Mereka juga mengakui telah menerima 10 ekor
lembu itu pada tangal 31 Desember 2015 lalu, namun berselang dua hari kemudian
5 ekor lembu ini mati. “ Iya seperti inilah kejadianya dan ini sudah kita laporkan
kepada Gapoktan Kecamatan. Pihak Gapoktan kecamatan sempat membawa penggatinya dengan
mengambil lembu dari peternakan yang dikelola K. Pandiangan, warga Kecamatan
Pakkat. Akan tetapi, lembu-lembu pengganti tadi malah diambil kembali oleh
pemiliknya, dengan alasan bahwa ketua Gapoktan kecamatan Tarabintang yang
bernama Rewinsen Hasugian belum membayar lembu-lembu tersebut. karena sudah
melewati batas pembayaran, mau tidak mau pemilik Lembu, K. Pandiangan terpaksa
mengangkut lembu-lembu miliknya itu dari kandang tersebut” ujarnya.
Untuk keperluan konfirmasi, Kepala
Bidang Peternakan Surya Simamora yang ditemui diruangan nya menegaskan bahwa
realisasi bantuan ternak lembu ke masyarakat Desa Mungkur di luar sepengetahuan
pihaknya. “ kita tidak tahu asal-asul bantuan itu lae. Kita tahunya setelah
masyarakat penerima berkonsultasi ke kita tentang kesehatan lembu yang baru
diterima nya. Jadi kita tidak punya kapasitas menjawab hal itu” tukasnya.
Kepala dinas Pertanian Happy
Silitonga yang kemudian disambangi Mimbar di kantornya justru menampik bahwa pihanya juga tidak mengetahui tentang
adannya bantuan ternak lembu tersebut. “ kita tidak tahu tentang itu. Yang ada
kita bagi tahun 2015 lalu hanya Babi dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi
Sumatera Utara” ujar mantan Kadis Pertania Kabupaten Tapteng itu.
Disinggung, apakah pihak Dinas
Pertanian berkordinasi dengan Pihak Dinas Peternakan selaku unit teknis
peternakan, Happy menjawab “ kita tidak perlu berkordinasi dengan Pihak
Peternakan Kabupaten karena pihak provinsi tidak meminta kita untuk membuat Tim
atau Pokja atas penyaluran bantuan ternak tersebut. cukup pada penyerahannya,
kita berkordinasi dengan tenaga teknis kecamatan” tandasnya.(Fir)
Foto
: Minter Hulman Tumanggor, Anggota DPRD Humbahas dari PDI-P ketika melakukan
investigasi lapangan.
Komentar
Posting Komentar