Usai Dibangun, Gedung Pasar Tradisional di Pollung Terancam Amblas



Pollung,Mimbar
             Mengherankan, gedung pasar tradisional yang dibangun pada tahun 2016 kemarin dengan sumber dana APBN kementerian Desa dan PDT yang terletak di Desa Parsingguran I Kecamatan  Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) diperkirakan terancam amblas. Mengingat areal yang dijadikan lokasi pembangunan gedung pasar tersebut mulai turun dan terkikis longsor. Sesuai amatan media di lapangan, struktur tanah dengan luas ± 1,6 Ha yang ditetapkan Pemda setempat menjadi objek Survey Investigasi Design (SID) untuk rencana pembangunan pasar dimaksud sepertinya tidak memenuhi syarat dan labil.
            Sebelum nya, dalam tahap awal pelaksanaan pembangunan pasar tradisional yang berbiaya Rp.1,2 Milyar ini sempat mendapat kendala pada proses pematangan lahan. Bahkan menurut cerita, biaya untuk pematangan lahan tersebut membengkak dan terpaksa menggunakan dana APBD Dinas PU, namun secara teknis dikerjakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
            Reinhard Marpaung yang kala itu menjabat kepala bidang tataruang pemukiman kepada wartawan Rabu,(5/4) mengatakan bahwa fungsi pemda dalam proses pembangunan tersebut hanya sebatas kordinasi. Karena satker untuk kegiatan dimaksud langsung dari pihak kementerian. Namun pria kelahiran Desa Siantar Narumonda  kecamatan Porsea ini mengaku bahwa saat ini pihak nya dengan lembaga terkait sedang merapatkan persoalan tersebut. “ secara teknis, pemda tidak begitu terlibat pada kegiatan tersebut. kita hanya sebatas kordinasi. Karena Satker nya langsung dari kementerian. “ katanya.
            Menurut rencana  gedung pasar tradisional tersebut seharusnya sudah beroperasi tahun 2017 ini. Akan tetapi, mengingat kondisi areal tanah yang kian longsor dan amblas, pemamfaatan bangunan pasar tradisional ini terpaksa melalui pertimbangan dan pembahasan yang matang dari pemda setempat.
 Salah seorang warga yang tinggal disekitar areal pasar tersebut J. Marbun mengatakan bahwa kondisi areal atau tanah pasca dibagun masih labil. Selama pengamatan nya terdapat penurunan pada tanah setiap minggu. Penurunan drastic terjadi dikala curah hujan yang cukup tinggi. Sehingga kepadatan tanah lambat laun terkikis oleh deras nya aliran air yang terus membanjiri lokasi,apalagi posisi bangunan pasar terletak diatas perbukitan” katanya. (Fir)
Foto : kondisi areal dan gedung pasar tradisioanal di Kecamatan Pollung pasca dibangun oleh Kementerian Desa dan PDT senilai Rp. 1,2 milyar

Komentar