Parah.!! Selain Dipecat Sepihak, Ipar Bupati Humbahas juga Dikabarkan“ Gelapkan” Upah SPPD Honorer



Doloksanggul,Mimbar
            Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh sejumlah pejabat impor Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) kerap menjadi sorotan media dan public. Kali ini sorotan kebijakan tersebut mengarah pada Mantan kepala subbagian rumah tangga Pemda Tapanuli Utara. Mantan pejabat esselon IV Pemkab Taput yang kini menduduki jabatan esselon III sebagai Kepala Bagian Umum Setdakab Humbahas itu dikabarkan melakukan pemecatan secara sepihak terhadap 6 (enam) tenaga honorer yang telah mengabdi selama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun tanpa pertimbangan yang logis. Sehingga kebijakan yang diambil oleh Kabag Umum ini dapat dianggap sebagai tindakan yang arogan dan tidak manusiawi.
          Apa yang mengakibatkan Rommel Silaban mengambil tindakan tersebut tidak pernah diketahui. Sebab yang bersangkutan terkesan mengelak saat ingin dimintai penjelasan oleh wartawan. Bahkan ketika ditemui diruangannya, Kabag Umum yang baru menjabat beberapa bulan ini justru sepertinya menghindar dengan alasan ingin mengikuti rapat di Bappeda.” Nanti saja, saya ingin mengahadiri rapat di Bappeda” ujarnya sedikit angkuh.
          Menurut cerita yang berkembang ditengah-tengah public, Rommel Silaban dikabarkan memiliki hubungan emosional dalam hal peradatan dengan penguasa Humbang Hasundutan. Dimana orang yang menduduki jabatan sebagai Bupati Humbahas disebut-sebut saudara laki-laki atau istilah dalam adat batak (ito) dari istri Kabag Umum ,Rommel Silaban. Sehingga muncul asumsi bahwa sikap arogansi dan keangkuhan Kabag Umum ini akibat adanya kekuasaan politik yang berada dibelakangnya.   
            Lamsehat sihite (30) bersama dua rekan nya senasib kepada wartawan belum lama ini mengatakan bahwa pemecatan tersebut tidak berdasar serta bertentangan dengan prosedur. “ kami tidak pernah mengetahui apa alasan kami dipecat. Surat peringatan atau teguran sekalipun tidak pernah kami terima dari beliau,” keluh Lamsehat di Coffee Lintong Resto Simpang Bakkara Doloksanggul.
            Dengan nada kecewa, Lamsehat menambahkan bahwa Rommel hanya ingin menunjukan sikap arogansi serta kekuasaannya sebagai seorang Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Menurut keturunan SRO ini, hal itu terbukti saat mereka mempertanyakan alasan pemecatan tersebut kepada atasannya Kasubbag peralatan Rolan Marbun dan mengatakan bahwa pemecatan tersebut adalah perintah kabag.
            Gejala ini muncul sejak adanya penambahan 6 (enam) orang tenaga honor yang direkrut pada januari 2017 lalu untuk bidang peralatan. Menurut ke enam honorer yang dipecat itu bahwa para tenaga honor yang baru di rekrut merupakan keluarga dekat Kabag Umum. Para honorer yang dipecat sepihak setelah munculnya tenaga honor baru yakni, Bonar Manik (7 tahun honor), Bronson Sihombing (6 tahu lebih honor), Fernando Manik (6 tahun honor), Lamsehat sihite (5 tahun honor), Martua silaban (5 tahun honor) dan Santo Silalahi (10 tahun honor).
            Hebat nya lagi selain memecat 6 tenaga honor, Kabag Umum ini juga dikabarkan “menggelapkan“ honor surat perintah perjalanan dinas (SPPD) pada kegiatan Crismast Carrol  Desember lalu, yang merupakan rangkaian perayaan Natal Nasional.
            “ kegiatan itu selesai pada Desember 2016 kemarin, bahkan semua SPPD di semua SKPD saat itu sudah dibayar. Karena bulan Desember adalah penutupan pertanggung jawaban anggaran. Namun SPPD kami hingga memasuki akhir Triwulan pertama tak juga dibayar, ujar sumber kepada wartawan.
            Sumber itu juga menjelaskan bahwa dirinya bersama rekannya enggan menanyakan keberadaan SPPD tersebut kepada atasan nya.
            Info seputar penggelapan honor SPPD para tenaga honor ini seakan diperkuat oleh salah satu honorer yang ikut dalam pemecatan tersebut. Dalam sebuah kesempatan Fernando Manik yang ditemui wartawan mengaku bahwa dirinya adalah salah seorang yang ikut terlibat dalam kegiatan Crismast Carrol. Menurut perkiraan nya masih banyak honor SPPD yang belum dibayarkan kepada  dirinya.
            “ saya juga ikut dalam kegiatan rangkaian Natal Nasioanal. Dan masih banyak honor SPPD yang belum dibayar ke saya. Tetapi itu tidak mungkin kita minta lagi, karena sudah dipecat. Padahal kami ada 4 (empat) orang yang ikut terlibat pada kegiatan tersebut”katanya lesu.
Menanggapi hal ini, ketua pengamat pelayanan public Sumatera Utara Marlan Pasaribu kepada Mimbar mengatakan bahwa kebijakan yang diambil oleh pejabat Esselon III Pemda Humbahas itu dengan memecat ke enam tenaga honor yang sudah bertahun-tahun mengabdi tanpan alasan yang jelas adalah sikap yang kurang baik. Sebab, diperlukan pertimbangan yang matang atas keputusan yang diperbuatnya. Apalagi menyangkut persolan penghidupan seseorang. Sikap demikian menurut Marlan merupakan cermin ketidakmanusian. Untuk itu Bupati Humbang Hasundutan sepatunya merespon hal ini, sebab menyangkut marwah pemerintahan yang mengedepankan sisi social dan kemanusiaan.
“ kita hanya mengharapkan agar pejabat Humbahas Hebat benar-benar menjunjung prinsip yang adil dan bijaksana. Tidak semata-mata mengorbankan kehidupan dan penghidupan seseorang atau para tenaga honor yang telah mengabdi sekian tahun lama nya demi naluri kepentingan pribadi. Karena hal tersebut akan merusak reputasi pemerintahan yang dipimpinnya “ tegasnya. (Fir)

Komentar