Pasokan dan Harga beras di Humbahas Cinderung Meningkat, Raskin Tak Nampak
Dolok Sanggul,Mimbar
Berdasarkan keterangan yang dihimpun Media dari Dinas Perdagangan Peridustrian dan Koperasi Kabupaten Humbahas, melalui Kepala dinas yang bersangkutan, JW. Purba menyebutkan bahwa pasokan beras dari luar daerah ke Humbahas cinderung meningkat setiap tahun. Hal itu menurutnya, disebabkan minim nya lahan pertanian dan minat para petani yang lebih berfokus pada tanaman holtikultura. Sehingga komuditi pertanian terhadap beras tidak cukup memenuhi kebutuhan konsumen. “ masyarakat petani kita lebih cinderung bercocok tanam holtikultura, seperti cabe,tomat dan sayur kol. Sehingga banyak lahan pertanian beralih fungsi. Karena minim nya lahan tersebut. Kebutuhan masyarakat akan beras tidak lagi bisa terpenuhi” tandasnya.
Sementara disisi
lain, amatan media beberapa pekan terakhir di daerah Kabupaten Humbang
Hasundutan (Humbahas) harga beras terus menanjak dari Rp 9000 per kg, kini
mencapai Rp 10 ribu per kg. Atas situasi itu, beberapa masyarakat Humbahas
khususnya ekonomi menengah kebawah yang berhasil ditemui Wartawan mengaku
mengeluh atas kenaikan beras. Sementara beras miskin (raskin) yang disubsidi
pemerintah tidak nampak dan belum disalurkan pemerintah setempat.
Tiarma Manalu (34), warga Desa Dolok Margu, Kecamatan Lintongnihuta, kepada wartawan belum lama ini , mengatakan, tingginya harga beras dalam beberapa pekan terakhir terpaksa membuat keluarganya mengirit beras untuk dimasak setiap hari. “Mau gimana, harga beras tidak tidak terjangkau lagi terpaksa kami ngirit untuk masak,” jelas ibu empat anak itu.
Ibu yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh tani itu menambahkan, beras yang disubsidi pemerintah sangat bermamfaat bagi masyarakat ekonomi lemah. Dimana, dengan adanya raskin masyarakat ekonomi lemah tidak lagi membeli beras yang harganya sulit dijangkau. “Raskin itu sangat membantu, kita berharap pemerintah kembali menyalurkan raskin khususnya bagi wara ekonomi lemah,” tukasnya lagi.
Senada juga disampaikan, Ami Silaban. Sebagai rumah tangga sasaran (RTS) pihaknya sudah sejak pertengahan tahun 2014 tidak menerima raskin dari kepala desa setempat. Informasi didapat, desa Dolok Margu tidak lagi mendapat jatah raskin. “Kita tidak tahu kemana raskin dialihkan, pasalnya sudah sejak pertengahan tahun 2014 desa kami tidak lagi disalurkan raskin,” sebutnya.
Sekaitan dengan itu, Kabag Perekonomian Setdakab, Darwin Sihotang saat ditanyai awak media di ruang kerjanya mengakui bahwa distribusi raskin tahun 2015 masih dalam proses. Terkait distribusi dimaksud, Darwin berdalih belum ada permintaan dari Kecamatan. “Belum ada permintaan dari kecamatan. Pun demikian, pendistribusian raskin sudah kita proses,” kilahnya tanpa menjelaskan sampai kapan prosesnya.
Disinggung pagu Raskin ke Humbahas, mantan staf Bappeda itu menyampaikan masih menggunakan data tahun 2014 yakni 12.526 KK rumah tangga sasaran. Per KK dijatah 15 kg per bulan. “Pagu raskin ke Humbahas, kita masih mengusulkan data 2014,” terang Darwin, enteng.
Darwin juga berasumsi, penyaluran raskin tahun 2014 realisasi 100 persen tanpa ada ditemukan penyimpangan. Jika ditemukan oknum yang sengaja memainkan pendistribusian raskin, kata Darwin akan dilakukan pembinaan persuasif. “Tahun 2014, belum ada kita temukan oknum yang sengaja memainkan distribusi raskin. Bila ditemukan akan dilakukan pembinaan persuasif,” tandasnya seraya meninggalkan wartawan. (Fir)
Tiarma Manalu (34), warga Desa Dolok Margu, Kecamatan Lintongnihuta, kepada wartawan belum lama ini , mengatakan, tingginya harga beras dalam beberapa pekan terakhir terpaksa membuat keluarganya mengirit beras untuk dimasak setiap hari. “Mau gimana, harga beras tidak tidak terjangkau lagi terpaksa kami ngirit untuk masak,” jelas ibu empat anak itu.
Ibu yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh tani itu menambahkan, beras yang disubsidi pemerintah sangat bermamfaat bagi masyarakat ekonomi lemah. Dimana, dengan adanya raskin masyarakat ekonomi lemah tidak lagi membeli beras yang harganya sulit dijangkau. “Raskin itu sangat membantu, kita berharap pemerintah kembali menyalurkan raskin khususnya bagi wara ekonomi lemah,” tukasnya lagi.
Senada juga disampaikan, Ami Silaban. Sebagai rumah tangga sasaran (RTS) pihaknya sudah sejak pertengahan tahun 2014 tidak menerima raskin dari kepala desa setempat. Informasi didapat, desa Dolok Margu tidak lagi mendapat jatah raskin. “Kita tidak tahu kemana raskin dialihkan, pasalnya sudah sejak pertengahan tahun 2014 desa kami tidak lagi disalurkan raskin,” sebutnya.
Sekaitan dengan itu, Kabag Perekonomian Setdakab, Darwin Sihotang saat ditanyai awak media di ruang kerjanya mengakui bahwa distribusi raskin tahun 2015 masih dalam proses. Terkait distribusi dimaksud, Darwin berdalih belum ada permintaan dari Kecamatan. “Belum ada permintaan dari kecamatan. Pun demikian, pendistribusian raskin sudah kita proses,” kilahnya tanpa menjelaskan sampai kapan prosesnya.
Disinggung pagu Raskin ke Humbahas, mantan staf Bappeda itu menyampaikan masih menggunakan data tahun 2014 yakni 12.526 KK rumah tangga sasaran. Per KK dijatah 15 kg per bulan. “Pagu raskin ke Humbahas, kita masih mengusulkan data 2014,” terang Darwin, enteng.
Darwin juga berasumsi, penyaluran raskin tahun 2014 realisasi 100 persen tanpa ada ditemukan penyimpangan. Jika ditemukan oknum yang sengaja memainkan pendistribusian raskin, kata Darwin akan dilakukan pembinaan persuasif. “Tahun 2014, belum ada kita temukan oknum yang sengaja memainkan distribusi raskin. Bila ditemukan akan dilakukan pembinaan persuasif,” tandasnya seraya meninggalkan wartawan. (Fir)
Komentar
Posting Komentar